Berjamaah (lagi) walau Tak Serumah
Author: Yusuf Maulana
Publisher: Poestaka Rembung Kopi
Year: 2019
Pages: 119 pp
Price: RM25
Partai
Keadilan Sejahtera (PKS) sering disebut sebagai cawangan rasmi gerakan Islam
al-Ikhwan al-Muslimun di Indonesia. Hingga kemudian terjadi konflik di tubuh
PKS yang melibatkan beberapa elit. Kasus hukum antara Fahri Hamzah dan PKS
salah satu yang ramai dibincang khalayak. Tapi persoalan seteru di dalam PKS
tidak hanya tentang Fahri Hamzah. Sampai kemudian terjadi kasus pemecatan
anggota PKS yang diidentifikasi sebagai pendukung Fahri Hamzah dan mentor
politiknya: Anis Matta. Anis Matta dan Fahri belakangan menginisiasi jamaah
baru bernama Gerakan Arah Baru Indonesia (GARBI).
Buku
ini mendedah dinamika perseteruan di antara aktivis Ikhwan di tubuh PKS. Buku
ini ingin menjawab satu pertanyaan: ketika
perseteruan itu hadir dan terjadi terbuka, mengapa kedewasaan itu tidak hadir?
Mengapa konflik yang sepintas remeh-temeh itu bisa dibesarkan dan dianggap
sebagai macan liar yang mengobrak-abrik tatanan harakah dakwah? Apakah konflik
yang ada memang benar-benar besar, ataukah sekadar cara pandang saja yang keliru?
Buku ini hadir dengan tujuan bersahaja: mengingatkan makna
hikmah, berjamaah, dan makna kemenangan, khususnya bagi pegiat harakah Ikhwan
di Indonesia. Buku ini membahas antara lain:
- Bagaimana al-Ikhwan hadir di Indonesia?
- Bagaimana kaitan PKS dan pecahannya dengan Ikhwan ‘alamy?
- Bagaimana peran belia di sebalik gerakan Ikhwan dan
perseteruannya di Indonesia?
- Bagaimana Ikhwan di Indonesia menghubungjalinkan dengan Recep
Tayyip Erdogan dan Yusuf al-Qaradhawi?